Jumat, 12 Desember 2014

Kau Bintang Hatiku



Angin berhembus sejuk nan damai membasahi wajah dan pipi sejak pertama bertemu denganmu. Seulas senyum yang kau tunjukkan memberi isyarat hati bahwa kau lah insan yang dikirimkan oleh Allah tuk menemani hidupku”
Tak ada yang pernah menduga Allah mempertemukan kau dan aku di tempat kerja yang sama, suasana hati yang sama karena sama-sama menginginkan bertemu dengan pasangan sehati atau yang disebut dengan “belahan jiwa”. Waktu seakan terhenti sejenak saat pandang matamu tertuju padaku dan sebaliknya itu terjadi pula padaku. Tatapan mata yang merasakan damai, senyum selalu mengembang dibibirmu membuat aku tersipu malu dan membalas senyum kepadamu.

***
Kita yang belum memperkenalkan diri belum tau nama masing-masing, hanya tegur sapa yang menyatukan suasana hati yang sedang bingung, karena yang aku tau kau bekerja disini, tempat yang sama denganku, hanya gedung yang membedakan. Walaupun begitu tak pernah sekalipun kau dan aku menunjukkan pandangan yang acuh, pandangan yang membuat kita mengalihkan kepada yang lain, pandangan yang merasa “aku tak mengenalmu untuk apa aku tersenyum kepadamu”. Pandangan yang selalu tertuju di mata yang sama, di tempat yang sama, dan suasana hati yang sama.

***
Setiap hari kita bertemu, hingga suatu saat kami dipertemukan dalam kegiatan besar di tempat kami bekerja. Aku ditunjuk sebagai sie konsumsi mengatur makanan yang harus dihidangkan sedangkan dia sebagai sie perlengkapan memperhatikan semua peralatan yang dibutuhkan untuk kelancaran acara tersebut. Dalam ruangan yang sama, aku melihat dari kejauhan sosok seorang laki-laki yang ku kenal kemudian relung hati bertanya “Apakah itu kamu Mas?”, “Apakah dia juga panitia sama sepertiku”gumamku dalam hati. Seakan ada magnet antara aku dan dia, dia pun melihat ke arah yang sama, melihatku dari kejauhan dihiasi dengan senyumnya yang manis.

***
Sosok itu berjalan mengarahku, mengucapkan salam lalu bertanya “Assalamu’alaikum...Mba kerja disini ya?” “Wa’alaikumsalam Wr Wb, iya Mas saya kerja disini” jawabku. “Berarti kita satu tim dong yah,,” melanjutkan pembicaraan dan ku jawab “iya Mas”. Tak hanya sampai disitu, dari pertemuan inilah kita saling mengenal nama masing-masing, aku yang memanggil dia dengan sebutan “Mas” dan dia memanggilku dengan sebutan nama “Nisa”. Semakin hari kami pun semakin dekat karena aku merasa nyaman ketika berbicara dengannya, dan kurasa dia pun merasakan hal yang sama sepertiku.

***
Kini ku tahu siapa namanya, apa jabatannya di tempat kerja dan kita pun saling tukar nomor handphone. Pembicaraan berlanjut dengan sms. Komunikasi yang intens dan bertemu setiap hari dengannya menumbuhkan benih-benih cinta di dalam hatiku. Cinta yang seharusnya tidak terjadi padaku saat ini, cinta yang seharusnya ku serahkan kepada seorang laki-laki yang Allah pilihkan untukku, cinta yang hanya kupersembahkan hidup matiku untuknya. Cinta semu yang datang hanya untuk menghancurkan bukan membangkitkan, cinta semu yang hanya bisa dinikmati sementara, cinta semu yang bisa membuat semua orang lupa tentang makna cinta yang sesungguhnya dan cinta semu yang datang hanya karena nafsu semata.

***
Di tengah kesibukan pekerjaan yang kulalui membuatku merebahkan tubuh sejenak di kursi, memandangi langit-langit ruangan, seketika bayangannya hadir melintas. Astaghfirullah, kenapa bayangannya muncul, apakah sesuatu terjadi padanya? Ah,,,mungkin ini cuma perasaanku aja Gumamku dalam hati. Tak ingin berlama-lama memikirkan dia, ku arahkan mata melihat ke layar komputer dan diikuti dengan jari-jari tangan untuk mengetik tuts-tuts yang ada di keyboard. Lelah, itu yang kurasakan setelah mengetik notulen yang tlah kutulis di buku tulis. Pikiranku seakan kosong seperti gelas yang tidak berisi. Membawaku kedalam lamunan panjang tiada bertepi, tanpa sadar ku hadirkan dia dalam tulisan.
    
Rona senyummu selalu menghiasi bayang pikirku..
Tutur katamu membuat detuk jantung berhenti..
Kesholehanmu mempesonakan mata ku..
Tanggungjawabmu memberi keyakinan kau calon Imam yang baik...
Dalam lamunan ku membayangkan kau hadir disini menemaniku, berbicara denganku, sharing tentang pekerjaan masing-masing.

***
Satu pesan diterima, suara sms membuatku kaget dan ku ucap “Astaghfirullah...aku melamun rupanya”. Kubaca pesan yang masuk di Handphone, ternyata dari rekan kerja yang ingin mengajakku makan siang di luar kantor, segera kubalas “pesan terkirim”. Ku ambil dompet dan handphone lalu bergegas keluar dari ruang kerja tuk makan siang diluar. Sesampainya dibawah ku bertemu dengannya, dia yang membuatku melamun sejenak diruangan, menyapa dengan suara lembutnya “Mau kemana Nisa”,,, “Mau cari makan siang di luar Mas” jawabku. Ooh,,,sama siapa? Tanya dia lagi, “sama teman di gedung sebelah” jawabku lagi. “Ya sudah, hati-hati ya” melanjutkan pembicaraan, “Iya Mas”, jawabku. Dan aku pun langsung pergi.

 ***
Dalam perjalanan pulang ku terus memikirkannya, dan sampai di kamar ku terdiam sejenak, pikiranku melayang entah kemana seperti ada yang terus mengusik jiwa dan hati. Mengapa hati ini selalu mengingat dia, otakku penuh dengan bayang-bayang wajahnya, Ya Rabb,,,ada apa denganku? Perasaan apa ini yang hinggap di sanubariku? Kenapa aku selalu dan selalu tidak bisa melupakannya? Apa yang KAU rencanakan untukku Ya Rabb? gumamku dalam hati, tak lupa ku berIstighfar dengan harapan ku hanya terlelap dengan keindahan dunia ini, kesenangan yang hanya bersifat sementara, kesenangan yang datang hanya untuk menggoda Iman dan juga janjiku, karena ku tlah bertekad dan berjanji dalam diri bahwa ku tak akan pacaran apapun kondisinya, ku akan melakukannya ketika ku telah menikah dengan seseorang pilihan Allah.

***
Tersadar perasaan ini selalu mengganggu dan menghantui, segera ku ambil air wudhu dan sholat. Kuceritakan semua keluh kesah kepada-NYA di atas sajadah yang membentang dihadapanku. Tanpa terasa butir-butir airmata membasahi kedua pipi. Ku tau apa yang kulakukan adalah salah, tak seharusnya seorang laki-laki yang belum halal untukku ku ingat setiap waktu. Tak sepantasnya ku berlebihan mengagumi insan yang Allah ciptakan di dunia ini. Seharusnya ku membentengi diri dan Iman agar tidak terjerumus ke dalam dosa, walaupun ku tahu mengagumi dan meyukai lawan jenis tidak salah, itu fitrah setiap manusia, namun jangan sampai kita melupakan dan lalai kepada-NYA, DIA yang menciptakan semua manusia dan hanya DIA pula yang dapat membolak balikkan hati manusia.     

***
Allah menjawab tangisku malam itu, kini aku tak pernah melihat dia lagi selama beberapa bulan. Pikiranku tentangnya pun seakan hilang dibawa ombak pantai di lautan. Hati yang dulu selalu merindu kini lenyap terbawa angin. Raga yang selalu ingin bersama dan berbincang dengannya kini pergi seperti perginya dia dalam pandanganku. Hari-hari yang kulalui sudah kembali seperti dahulu, fokus dengan pekerjaan yang menanti, bercanda mesra dengan teman kerja, tukar pikiran tentang permasalahan yang dihadapi ketika melakukan suatu pekerjaan dan tetap optimis skripsi harus kelas 2 bulan kedepan.

***
Setelah beberapa bulan menghilang, dia kembali hadir menyapa dengan bahasa halusnya mengirimkan sebuah pesan singkat “Assalamu’alaikum,,,apa kabar Nisa? Semoga kamu dan keluarga selalu dalam lindungan Allah. Aamiin”. Tak percaya dengan yang kulihat, ku kucek mataku ku cubit kulit tanganku, Ya Allah,,,ternyata ini bukan mimpi, ucapku. Ku coba menjawab dengan sangat menjaga perasaan yang mendera “Wa’alaikumsalam wr wb. Alhamdulillah Nisa dan keluarga baik, semoga Mas dan keluarga juga sehat yah dan selalu dalam lindungan Allah. Aamiin”. balas smsku. Tak lama kuterima 1 pesan lagi darinya “sebelumnya saya mohon maaf jika mengganggu waktu kamu, saya hanya ingin bertanya, apakah kamu sudah memiliki calon untuk melengkapi setengah hidupmu? Jika belum, ijinkan saya tuk menjadi pelengkap hidupmu di dunia ataupun di akhirat, In sya Allah”. Hati bergetar membacanya, air mata menetes membasahi wajah, mulut terkunci tak sanggup berkata-kata, bibir kelu tak dapat mengeluarkan suara”. “Maaf Mas sebelumnya, terima kasih telah memilihku dari sekian banyak wanita untuk menjadi pelengkap hidupmu, tapi ijinkan aku tuk berpikir tentang permohonanmu itu, aku ingin mengambil keputusan dengan kepala dingin serta hati yang bersih, nanti setelah kudapatkan jawaban dari Sang Khaliq, aku akan memberi kabar kepada Mas, Wassalamu’alaikum”. balasan smsku.

***
Ku letakkan sajadah yang tergeletak di meja belajar lalu kupanjatkan do’a.
Ya Rabb,,,inikah rencana indah-MU untukku?
Inikah jawaban-MU atas keluh kesah yang ku ceritakan kepada-MU?,
Inikah hasil menjaga hati dari fitnah dunia ini?
Tunjukkan hamba jalan yang terbaik menurut-MU Ya Allah...
Teguhkan pendirian dan Imanku... jaga hati ini agar tak terlena
Jika dia memang yang terbaik untukku menurut-MU, dekatkanlah tapi jika bukan jauhkanlah.
Jika dia benar-bener belahan jiwa yang dengannya aku diciptakan, maka satukanlah Ya Allah.

***
Hari berganti hari, sudah 3 hari berlalu tapi aku belum memberikan kabar tentang keputusanku untuknya. Bukannya ragu untuk menjawab namun aku hanya ingin memastikan bahwa keputusan yang diambil semata-mata murni dari Allah bukan karena nafsu semata. Setelah mantap dengan keputusanku dan dengan tanda-tanda dari-NYA untuk menerima dia sebagai pelengkap hidup, calon Imamku, ku kabarkan keputusanku,  dengan mengirimkannya pesan singkat “Assalamu’alaikum Wr Wb, Mas, setelah aku sholat istikharah meminta petunjuk dari Allah, melalui perjalanan panjang, aku menerimamu sebagai Calon Imam di dunia dan akhirat. Untuk tahap selanjutnya, Mas silahkan menemui kedua orang tuaku. Wassalam’.

***
Ada perasaan senang, bahagia, tidak percaya, seorang laki-laki yang ku kagumi karena pribadinya yang baik mengutarakan niatnya untuk menjadikanku sebagai pelengkap hidupnya. Subhanallah,,,Alhamdulillah,,,syukurku pada-MU Ya Rabb. Ku gerakkan tangan, ku ambil pena tuk menulis butir-butir syair untuknya.
Hadirmu memberikan warna baru dalam hidup
Wajahmu menjadi penenang hati saat lelah
Tutur katamu bagaikan obat penyejuk jiwa  yang gersang
Tanggungjawabmu mencerminkan laki-laki sejati
Kesholehanmu membuka mata hatiku, meyakinkan diriku untuk memilihmu.
Allah yang menghadirkan pertemuan, Allah pula yang menentukan pilihan
Kepada siapa cinta ini hendak dilabuhkan
Kemana kan kuarahkan rasa yang terusik di relung sanubari hati yang terdalam
Ya Rabb,,,rencana-MU sangatlah indah dari dugaanku
Dengannya aku memendam rasa, dengannya lah ia mengutarakan niatnya kepadaku
Ya Illahi,,,Kuasa-Mu tidak terbatas
Engkau Maha Membolak balikkan hati manusia
Engkau pilihkan dia untukku, dan KAU tetapkan aku tuk memlihnya.
Bukan cinta yang memilihmu untukku tapi Allah yang memilihmu untukku.
Alhamdulillah,,,Terima Kasih Ya Rabb atas karunia yang KAU berikan kepada kami.