Angin berhembus
sejuk nan damai membasahi wajah dan pipi sejak pertama bertemu denganmu. Seulas
senyum yang kau tunjukkan memberi isyarat hati bahwa kau lah insan yang
dikirimkan oleh Allah tuk menemani hidupku”
Tak ada yang pernah menduga Allah mempertemukan kau
dan aku di tempat kerja yang sama, suasana hati yang sama karena sama-sama
menginginkan bertemu dengan pasangan sehati atau yang disebut dengan “belahan
jiwa”. Waktu seakan terhenti sejenak saat pandang matamu tertuju padaku dan sebaliknya
itu terjadi pula padaku. Tatapan mata yang merasakan damai, senyum selalu
mengembang dibibirmu membuat aku tersipu malu dan membalas senyum kepadamu.
***
Kita yang belum memperkenalkan diri belum tau nama
masing-masing, hanya tegur sapa yang menyatukan suasana hati yang sedang
bingung, karena yang aku tau kau bekerja disini, tempat yang sama denganku,
hanya gedung yang membedakan. Walaupun begitu tak pernah sekalipun kau dan aku
menunjukkan pandangan yang acuh, pandangan yang membuat kita mengalihkan kepada
yang lain, pandangan yang merasa “aku tak mengenalmu untuk apa aku tersenyum
kepadamu”. Pandangan yang selalu tertuju di mata yang sama, di tempat yang
sama, dan suasana hati yang sama.
***
Setiap hari kita bertemu, hingga suatu saat kami
dipertemukan dalam kegiatan besar di tempat kami bekerja. Aku ditunjuk sebagai
sie konsumsi mengatur makanan yang harus dihidangkan sedangkan dia sebagai sie
perlengkapan memperhatikan semua peralatan yang dibutuhkan untuk kelancaran
acara tersebut. Dalam ruangan yang sama, aku melihat dari kejauhan sosok
seorang laki-laki yang ku kenal kemudian relung hati bertanya “Apakah itu kamu Mas?”, “Apakah dia juga panitia
sama sepertiku”gumamku dalam hati. Seakan ada magnet antara aku dan dia,
dia pun melihat ke arah yang sama, melihatku dari kejauhan dihiasi dengan
senyumnya yang manis.
***
Sosok itu berjalan mengarahku, mengucapkan salam
lalu bertanya “Assalamu’alaikum...Mba
kerja disini ya?” “Wa’alaikumsalam Wr Wb, iya Mas saya kerja disini”
jawabku. “Berarti kita satu tim dong
yah,,” melanjutkan pembicaraan dan ku jawab “iya Mas”. Tak hanya sampai disitu, dari pertemuan inilah kita saling
mengenal nama masing-masing, aku yang memanggil dia dengan sebutan “Mas” dan
dia memanggilku dengan sebutan nama “Nisa”. Semakin hari kami pun semakin dekat
karena aku merasa nyaman ketika berbicara dengannya, dan kurasa dia pun
merasakan hal yang sama sepertiku.
***
Kini ku tahu siapa namanya, apa jabatannya di tempat
kerja dan kita pun saling tukar nomor handphone. Pembicaraan berlanjut dengan
sms. Komunikasi yang intens dan bertemu setiap hari dengannya menumbuhkan
benih-benih cinta di dalam hatiku. Cinta yang seharusnya tidak terjadi padaku
saat ini, cinta yang seharusnya ku serahkan kepada seorang laki-laki yang Allah
pilihkan untukku, cinta yang hanya kupersembahkan hidup matiku untuknya. Cinta
semu yang datang hanya untuk menghancurkan bukan membangkitkan, cinta semu yang
hanya bisa dinikmati sementara, cinta semu yang bisa membuat semua orang lupa
tentang makna cinta yang sesungguhnya dan cinta semu yang datang hanya karena
nafsu semata.
***
Di tengah kesibukan pekerjaan yang kulalui membuatku
merebahkan tubuh sejenak di kursi, memandangi langit-langit ruangan, seketika bayangannya
hadir melintas. Astaghfirullah, kenapa
bayangannya muncul, apakah sesuatu terjadi padanya? Ah,,,mungkin ini cuma
perasaanku aja Gumamku dalam hati. Tak ingin berlama-lama memikirkan dia,
ku arahkan mata melihat ke layar komputer dan diikuti dengan jari-jari tangan untuk
mengetik tuts-tuts yang ada di keyboard. Lelah, itu yang kurasakan setelah
mengetik notulen yang tlah kutulis di buku tulis. Pikiranku seakan kosong
seperti gelas yang tidak berisi. Membawaku kedalam lamunan panjang tiada
bertepi, tanpa sadar ku hadirkan dia dalam tulisan.
Rona senyummu
selalu menghiasi bayang pikirku..
Tutur katamu
membuat detuk jantung berhenti..
Kesholehanmu mempesonakan
mata ku..
Tanggungjawabmu
memberi keyakinan kau calon Imam yang baik...
Dalam lamunan ku membayangkan kau hadir disini
menemaniku, berbicara denganku, sharing tentang pekerjaan masing-masing.
***
Satu pesan diterima, suara sms membuatku kaget dan
ku ucap “Astaghfirullah...aku melamun
rupanya”. Kubaca pesan yang masuk di Handphone, ternyata dari rekan kerja
yang ingin mengajakku makan siang di luar kantor, segera kubalas “pesan terkirim”. Ku ambil dompet dan
handphone lalu bergegas keluar dari ruang kerja tuk makan siang diluar.
Sesampainya dibawah ku bertemu dengannya, dia yang membuatku melamun sejenak
diruangan, menyapa dengan suara lembutnya “Mau
kemana Nisa”,,, “Mau cari makan siang
di luar Mas” jawabku. Ooh,,,sama
siapa? Tanya dia lagi, “sama teman di
gedung sebelah” jawabku lagi. “Ya
sudah, hati-hati ya” melanjutkan pembicaraan, “Iya Mas”, jawabku. Dan aku pun langsung pergi.
***
Dalam perjalanan pulang ku terus memikirkannya, dan
sampai di kamar ku terdiam sejenak, pikiranku melayang entah kemana seperti ada
yang terus mengusik jiwa dan hati. Mengapa hati ini selalu mengingat dia,
otakku penuh dengan bayang-bayang wajahnya, Ya Rabb,,,ada apa denganku?
Perasaan apa ini yang hinggap di sanubariku? Kenapa aku selalu dan selalu tidak
bisa melupakannya? Apa yang KAU rencanakan untukku Ya Rabb? gumamku dalam hati,
tak lupa ku berIstighfar dengan harapan ku hanya terlelap dengan keindahan
dunia ini, kesenangan yang hanya bersifat sementara, kesenangan yang datang
hanya untuk menggoda Iman dan juga janjiku, karena ku tlah bertekad dan
berjanji dalam diri bahwa ku tak akan pacaran apapun kondisinya, ku akan
melakukannya ketika ku telah menikah dengan seseorang pilihan Allah.
***
Tersadar perasaan ini selalu mengganggu dan
menghantui, segera ku ambil air wudhu dan sholat. Kuceritakan semua keluh kesah
kepada-NYA di atas sajadah yang membentang dihadapanku. Tanpa terasa
butir-butir airmata membasahi kedua pipi. Ku tau apa yang kulakukan adalah
salah, tak seharusnya seorang laki-laki yang belum halal untukku ku ingat
setiap waktu. Tak sepantasnya ku berlebihan mengagumi insan yang Allah ciptakan
di dunia ini. Seharusnya ku membentengi diri dan Iman agar tidak terjerumus ke
dalam dosa, walaupun ku tahu mengagumi dan meyukai lawan jenis tidak salah, itu
fitrah setiap manusia, namun jangan sampai kita melupakan dan lalai kepada-NYA,
DIA yang menciptakan semua manusia dan hanya DIA pula yang dapat membolak balikkan
hati manusia.
***
Allah menjawab tangisku malam itu, kini aku tak
pernah melihat dia lagi selama beberapa bulan. Pikiranku tentangnya pun seakan
hilang dibawa ombak pantai di lautan. Hati yang dulu selalu merindu kini lenyap
terbawa angin. Raga yang selalu ingin bersama dan berbincang dengannya kini
pergi seperti perginya dia dalam pandanganku. Hari-hari yang kulalui sudah
kembali seperti dahulu, fokus dengan pekerjaan yang menanti, bercanda mesra
dengan teman kerja, tukar pikiran tentang permasalahan yang dihadapi ketika
melakukan suatu pekerjaan dan tetap optimis skripsi harus kelas 2 bulan
kedepan.
***
Setelah beberapa bulan menghilang, dia kembali hadir
menyapa dengan bahasa halusnya mengirimkan sebuah pesan singkat “Assalamu’alaikum,,,apa kabar Nisa? Semoga
kamu dan keluarga selalu dalam lindungan Allah. Aamiin”. Tak percaya dengan
yang kulihat, ku kucek mataku ku cubit kulit tanganku, Ya Allah,,,ternyata ini
bukan mimpi, ucapku. Ku coba menjawab dengan sangat menjaga perasaan yang
mendera “Wa’alaikumsalam wr wb.
Alhamdulillah Nisa dan keluarga baik, semoga Mas dan keluarga juga sehat yah
dan selalu dalam lindungan Allah. Aamiin”. balas smsku. Tak lama kuterima 1
pesan lagi darinya “sebelumnya saya mohon
maaf jika mengganggu waktu kamu, saya hanya ingin bertanya, apakah kamu sudah
memiliki calon untuk melengkapi setengah hidupmu? Jika belum, ijinkan saya tuk
menjadi pelengkap hidupmu di dunia ataupun di akhirat, In sya Allah”. Hati
bergetar membacanya, air mata menetes membasahi wajah, mulut terkunci tak
sanggup berkata-kata, bibir kelu tak dapat mengeluarkan suara”. “Maaf Mas sebelumnya, terima kasih telah
memilihku dari sekian banyak wanita untuk menjadi pelengkap hidupmu, tapi ijinkan
aku tuk berpikir tentang permohonanmu itu, aku ingin mengambil keputusan dengan
kepala dingin serta hati yang bersih, nanti setelah kudapatkan jawaban dari Sang
Khaliq, aku akan memberi kabar kepada Mas, Wassalamu’alaikum”. balasan
smsku.
***
Ku letakkan sajadah yang tergeletak di meja belajar
lalu kupanjatkan do’a.
Ya Rabb,,,inikah
rencana indah-MU untukku?
Inikah
jawaban-MU atas keluh kesah yang ku ceritakan kepada-MU?,
Inikah hasil menjaga
hati dari fitnah dunia ini?
Tunjukkan hamba
jalan yang terbaik menurut-MU Ya Allah...
Teguhkan
pendirian dan Imanku... jaga hati ini agar tak terlena
Jika dia memang
yang terbaik untukku menurut-MU, dekatkanlah tapi jika bukan jauhkanlah.
Jika dia
benar-bener belahan jiwa yang dengannya aku diciptakan, maka satukanlah Ya
Allah.
***
Hari berganti hari, sudah 3 hari berlalu tapi aku
belum memberikan kabar tentang keputusanku untuknya. Bukannya ragu untuk
menjawab namun aku hanya ingin memastikan bahwa keputusan yang diambil
semata-mata murni dari Allah bukan karena nafsu semata. Setelah mantap dengan
keputusanku dan dengan tanda-tanda dari-NYA untuk menerima dia sebagai
pelengkap hidup, calon Imamku, ku kabarkan keputusanku, dengan mengirimkannya pesan singkat “Assalamu’alaikum Wr Wb, Mas, setelah aku
sholat istikharah meminta petunjuk dari Allah, melalui perjalanan panjang, aku
menerimamu sebagai Calon Imam di dunia dan akhirat. Untuk tahap selanjutnya,
Mas silahkan menemui kedua orang tuaku. Wassalam’.
***
Ada perasaan senang, bahagia, tidak percaya, seorang
laki-laki yang ku kagumi karena pribadinya yang baik mengutarakan niatnya untuk
menjadikanku sebagai pelengkap hidupnya. Subhanallah,,,Alhamdulillah,,,syukurku
pada-MU Ya Rabb. Ku gerakkan tangan, ku ambil pena tuk menulis butir-butir
syair untuknya.
Hadirmu memberikan
warna baru dalam hidup
Wajahmu menjadi
penenang hati saat lelah
Tutur katamu
bagaikan obat penyejuk jiwa yang gersang
Tanggungjawabmu
mencerminkan laki-laki sejati
Kesholehanmu
membuka mata hatiku, meyakinkan diriku untuk memilihmu.
Allah yang
menghadirkan pertemuan, Allah pula yang menentukan pilihan
Kepada siapa
cinta ini hendak dilabuhkan
Kemana kan
kuarahkan rasa yang terusik di relung sanubari hati yang terdalam
Ya
Rabb,,,rencana-MU sangatlah indah dari dugaanku
Dengannya aku
memendam rasa, dengannya lah ia mengutarakan niatnya kepadaku
Ya Illahi,,,Kuasa-Mu
tidak terbatas
Engkau Maha
Membolak balikkan hati manusia
Engkau pilihkan
dia untukku, dan KAU tetapkan aku tuk memlihnya.
Bukan cinta yang
memilihmu untukku tapi Allah yang memilihmu untukku.
Alhamdulillah,,,Terima
Kasih Ya Rabb atas karunia yang KAU berikan kepada kami.