Kamis, 28 November 2019

Presentasi Buku

Hai guyss...
aku sudah mulai aktif kembali secara perlahan, meskipun sudah beberapa tahun vacum dari dunia literasi.

Kalian tau gak apa yang membuat aku kembali lagi ke dunia ini?

  1. aku gak sengaja buka file-file tulisan aku yang mendapat sertifikat, dan pas banget lagi buka IG aku liat ada lowker dari salah satu penerbit buku. Yupss,,,aku screenshoot tulisannya dan ngelamar deh.. Hmm,,mungkin ini sudah jalan dari Allah agar bisa lebih fokus lagi kepada anak-anak dirumah, dengan bekerja dirumah aku bisa sambil memantau perkembangan anakku. Well.bagaimanapun hasilnya (lolos atau tidak) aku pasrah sama Allah, karena itu yang terbaik. 
  2. Pada kesempatan ini juga aku mendapat tugas dari perusahaan tempat ak bekerja yaitu "bedah buku", wahhh,,,dag dig dug + seneng juga sih karena membaca buku yang benar-benar aku sukai. ternyata eh ternyata,,,buku yang aku baca ini bahaasanya lebih ke dunia literasi, biasanya kan bahasanya formal. Wahhh alhamdulillah memoriku untuk menulis datang kembali,so,,,aku jadi bisa mengingat buku-buku apa saja yang pernah aku baca. Alhamdulillah bahagianyaaa...
Nah guyyyssss,,,buku yang aku presentasikan sengaja dilampiirn disini biar bisa dibaca oleh siapapun yang berkunjung ke blog aku ini. 

Selamat membaca ya guyss...

Dan mari kembali ke dunia literasi.. dunia kesukaanku...

by...
Peri Kecil

Sabtu, 11 Juli 2015

Untukmu, Calon Imamku



Assalamu’alaikum...

Apa kabar cahayaku? Pelindungku? Penguat ragaku? Penuntun hidupku? Calon Imamku?
Semoga dirimu selalu memperbaiki diri tuk menjemput bidadari hatimu, seperti aku yang selalu memperbaiki diri hanya untuk bertemu denganmu...
Kamu,,, ya kamu,,, yang dipertemukan oleh Allah tanpa sengaja, ingatkah kamu pertemuan kita yang pertama? Saat aku berjalan melewati dirimu dan di satu titik mata kita memandang tanpa berkedip hingga akhirnya menyimpulkan sebuah guratan senyum yang sangat indah.

Entah kenapa sejak pertemuan pertama itu, aku selalu terbayang wajahmu. Dari sudut hati terdalam, Allah seperti memberikan petunjuk-Nya bahwa kau lah sosok laki-laki yang kan menemani sisa hidupku, menjadikanmu Imam dalam rumah tangga, menjadi ayah dari anak-anakku kelak. Meskipun tak mengenalmu, tak tau siapa namamu, dimana rumahmu, darimana asalmu, rasanya aku cukup dekat denganmu. Kamu tahu kenapa? Itu karena senyum ikhlas tulusmu yang kau berikan padaku sejak pertama kita bertemu.

Seiring berjalannya waktu, tak pernah kita mengerti skenario indah-Nya, melalui berbagai event yang kita ikuti Allah sering sekali mempertemukan kita. Mulai saat itulah kita bisa saling mengenal satu sama lain. Sosok laki-laki baik, bertanggungjawab, sholeh, ramah, dan penyayang, suatu kesimpulan yang kutujukan untukmu. Dalam do’a sholatku pernah terucap dari bibirku semoga engkaulah laki-laki idaman yang kelak Allah berikan untukku.

Allah sungguh Maha Baik, di saat ku lelah dengan hati yang selalu datang dan pergi, kamu datang kepadaku membawa berita bahagia, “Nin, Saya mau menjadikan kamu Istriku, Bidadariku, Penyejuk Mataku, maukah kamu menerimaku menjadi Imammu”? Tak mampu lagi ku berkata-kata, airmata ini menetes tanpa diminta, ungkapan bahagia dan syukurku kepada-Mu Ya Rabb. Kamu yang pernah kudo’akan dalam sholatku, membayangkan menjadi istrimu tlah Allah perkenankan rasa ini berlabuh padamu. Allah yang menggerakkan hatimu memilihku.

Duhai Calon Imamku, jika kelak kita sudah menyatu, bimbing aku dengan ikhlasmu, tuntun aku dengan ridhomu, jadikan aku penyejuk hatimu. Jika suatu saat kau menemukan kekurangan di dalam diriku, lengkapi kekuranganku dengan kelebihanmu, sadarkan aku dengan sabarmu. Semoga senyum yang pernah terukir ketika pertama bertemu akan selalu terukir indah kini dan selamanya. Karena Allah menuntunmu untuk memilihku, dan aku menerimamu karena Allah yang menggerakkan hatiku.

Wassalamu’alaikum...
Dari seseorang yang mencintaimu dan berdo’a untukmu


Nina ^_^   

Jumat, 12 Desember 2014

Kau Bintang Hatiku



Angin berhembus sejuk nan damai membasahi wajah dan pipi sejak pertama bertemu denganmu. Seulas senyum yang kau tunjukkan memberi isyarat hati bahwa kau lah insan yang dikirimkan oleh Allah tuk menemani hidupku”
Tak ada yang pernah menduga Allah mempertemukan kau dan aku di tempat kerja yang sama, suasana hati yang sama karena sama-sama menginginkan bertemu dengan pasangan sehati atau yang disebut dengan “belahan jiwa”. Waktu seakan terhenti sejenak saat pandang matamu tertuju padaku dan sebaliknya itu terjadi pula padaku. Tatapan mata yang merasakan damai, senyum selalu mengembang dibibirmu membuat aku tersipu malu dan membalas senyum kepadamu.

***
Kita yang belum memperkenalkan diri belum tau nama masing-masing, hanya tegur sapa yang menyatukan suasana hati yang sedang bingung, karena yang aku tau kau bekerja disini, tempat yang sama denganku, hanya gedung yang membedakan. Walaupun begitu tak pernah sekalipun kau dan aku menunjukkan pandangan yang acuh, pandangan yang membuat kita mengalihkan kepada yang lain, pandangan yang merasa “aku tak mengenalmu untuk apa aku tersenyum kepadamu”. Pandangan yang selalu tertuju di mata yang sama, di tempat yang sama, dan suasana hati yang sama.

***
Setiap hari kita bertemu, hingga suatu saat kami dipertemukan dalam kegiatan besar di tempat kami bekerja. Aku ditunjuk sebagai sie konsumsi mengatur makanan yang harus dihidangkan sedangkan dia sebagai sie perlengkapan memperhatikan semua peralatan yang dibutuhkan untuk kelancaran acara tersebut. Dalam ruangan yang sama, aku melihat dari kejauhan sosok seorang laki-laki yang ku kenal kemudian relung hati bertanya “Apakah itu kamu Mas?”, “Apakah dia juga panitia sama sepertiku”gumamku dalam hati. Seakan ada magnet antara aku dan dia, dia pun melihat ke arah yang sama, melihatku dari kejauhan dihiasi dengan senyumnya yang manis.

***
Sosok itu berjalan mengarahku, mengucapkan salam lalu bertanya “Assalamu’alaikum...Mba kerja disini ya?” “Wa’alaikumsalam Wr Wb, iya Mas saya kerja disini” jawabku. “Berarti kita satu tim dong yah,,” melanjutkan pembicaraan dan ku jawab “iya Mas”. Tak hanya sampai disitu, dari pertemuan inilah kita saling mengenal nama masing-masing, aku yang memanggil dia dengan sebutan “Mas” dan dia memanggilku dengan sebutan nama “Nisa”. Semakin hari kami pun semakin dekat karena aku merasa nyaman ketika berbicara dengannya, dan kurasa dia pun merasakan hal yang sama sepertiku.

***
Kini ku tahu siapa namanya, apa jabatannya di tempat kerja dan kita pun saling tukar nomor handphone. Pembicaraan berlanjut dengan sms. Komunikasi yang intens dan bertemu setiap hari dengannya menumbuhkan benih-benih cinta di dalam hatiku. Cinta yang seharusnya tidak terjadi padaku saat ini, cinta yang seharusnya ku serahkan kepada seorang laki-laki yang Allah pilihkan untukku, cinta yang hanya kupersembahkan hidup matiku untuknya. Cinta semu yang datang hanya untuk menghancurkan bukan membangkitkan, cinta semu yang hanya bisa dinikmati sementara, cinta semu yang bisa membuat semua orang lupa tentang makna cinta yang sesungguhnya dan cinta semu yang datang hanya karena nafsu semata.

***
Di tengah kesibukan pekerjaan yang kulalui membuatku merebahkan tubuh sejenak di kursi, memandangi langit-langit ruangan, seketika bayangannya hadir melintas. Astaghfirullah, kenapa bayangannya muncul, apakah sesuatu terjadi padanya? Ah,,,mungkin ini cuma perasaanku aja Gumamku dalam hati. Tak ingin berlama-lama memikirkan dia, ku arahkan mata melihat ke layar komputer dan diikuti dengan jari-jari tangan untuk mengetik tuts-tuts yang ada di keyboard. Lelah, itu yang kurasakan setelah mengetik notulen yang tlah kutulis di buku tulis. Pikiranku seakan kosong seperti gelas yang tidak berisi. Membawaku kedalam lamunan panjang tiada bertepi, tanpa sadar ku hadirkan dia dalam tulisan.
    
Rona senyummu selalu menghiasi bayang pikirku..
Tutur katamu membuat detuk jantung berhenti..
Kesholehanmu mempesonakan mata ku..
Tanggungjawabmu memberi keyakinan kau calon Imam yang baik...
Dalam lamunan ku membayangkan kau hadir disini menemaniku, berbicara denganku, sharing tentang pekerjaan masing-masing.

***
Satu pesan diterima, suara sms membuatku kaget dan ku ucap “Astaghfirullah...aku melamun rupanya”. Kubaca pesan yang masuk di Handphone, ternyata dari rekan kerja yang ingin mengajakku makan siang di luar kantor, segera kubalas “pesan terkirim”. Ku ambil dompet dan handphone lalu bergegas keluar dari ruang kerja tuk makan siang diluar. Sesampainya dibawah ku bertemu dengannya, dia yang membuatku melamun sejenak diruangan, menyapa dengan suara lembutnya “Mau kemana Nisa”,,, “Mau cari makan siang di luar Mas” jawabku. Ooh,,,sama siapa? Tanya dia lagi, “sama teman di gedung sebelah” jawabku lagi. “Ya sudah, hati-hati ya” melanjutkan pembicaraan, “Iya Mas”, jawabku. Dan aku pun langsung pergi.

 ***
Dalam perjalanan pulang ku terus memikirkannya, dan sampai di kamar ku terdiam sejenak, pikiranku melayang entah kemana seperti ada yang terus mengusik jiwa dan hati. Mengapa hati ini selalu mengingat dia, otakku penuh dengan bayang-bayang wajahnya, Ya Rabb,,,ada apa denganku? Perasaan apa ini yang hinggap di sanubariku? Kenapa aku selalu dan selalu tidak bisa melupakannya? Apa yang KAU rencanakan untukku Ya Rabb? gumamku dalam hati, tak lupa ku berIstighfar dengan harapan ku hanya terlelap dengan keindahan dunia ini, kesenangan yang hanya bersifat sementara, kesenangan yang datang hanya untuk menggoda Iman dan juga janjiku, karena ku tlah bertekad dan berjanji dalam diri bahwa ku tak akan pacaran apapun kondisinya, ku akan melakukannya ketika ku telah menikah dengan seseorang pilihan Allah.

***
Tersadar perasaan ini selalu mengganggu dan menghantui, segera ku ambil air wudhu dan sholat. Kuceritakan semua keluh kesah kepada-NYA di atas sajadah yang membentang dihadapanku. Tanpa terasa butir-butir airmata membasahi kedua pipi. Ku tau apa yang kulakukan adalah salah, tak seharusnya seorang laki-laki yang belum halal untukku ku ingat setiap waktu. Tak sepantasnya ku berlebihan mengagumi insan yang Allah ciptakan di dunia ini. Seharusnya ku membentengi diri dan Iman agar tidak terjerumus ke dalam dosa, walaupun ku tahu mengagumi dan meyukai lawan jenis tidak salah, itu fitrah setiap manusia, namun jangan sampai kita melupakan dan lalai kepada-NYA, DIA yang menciptakan semua manusia dan hanya DIA pula yang dapat membolak balikkan hati manusia.     

***
Allah menjawab tangisku malam itu, kini aku tak pernah melihat dia lagi selama beberapa bulan. Pikiranku tentangnya pun seakan hilang dibawa ombak pantai di lautan. Hati yang dulu selalu merindu kini lenyap terbawa angin. Raga yang selalu ingin bersama dan berbincang dengannya kini pergi seperti perginya dia dalam pandanganku. Hari-hari yang kulalui sudah kembali seperti dahulu, fokus dengan pekerjaan yang menanti, bercanda mesra dengan teman kerja, tukar pikiran tentang permasalahan yang dihadapi ketika melakukan suatu pekerjaan dan tetap optimis skripsi harus kelas 2 bulan kedepan.

***
Setelah beberapa bulan menghilang, dia kembali hadir menyapa dengan bahasa halusnya mengirimkan sebuah pesan singkat “Assalamu’alaikum,,,apa kabar Nisa? Semoga kamu dan keluarga selalu dalam lindungan Allah. Aamiin”. Tak percaya dengan yang kulihat, ku kucek mataku ku cubit kulit tanganku, Ya Allah,,,ternyata ini bukan mimpi, ucapku. Ku coba menjawab dengan sangat menjaga perasaan yang mendera “Wa’alaikumsalam wr wb. Alhamdulillah Nisa dan keluarga baik, semoga Mas dan keluarga juga sehat yah dan selalu dalam lindungan Allah. Aamiin”. balas smsku. Tak lama kuterima 1 pesan lagi darinya “sebelumnya saya mohon maaf jika mengganggu waktu kamu, saya hanya ingin bertanya, apakah kamu sudah memiliki calon untuk melengkapi setengah hidupmu? Jika belum, ijinkan saya tuk menjadi pelengkap hidupmu di dunia ataupun di akhirat, In sya Allah”. Hati bergetar membacanya, air mata menetes membasahi wajah, mulut terkunci tak sanggup berkata-kata, bibir kelu tak dapat mengeluarkan suara”. “Maaf Mas sebelumnya, terima kasih telah memilihku dari sekian banyak wanita untuk menjadi pelengkap hidupmu, tapi ijinkan aku tuk berpikir tentang permohonanmu itu, aku ingin mengambil keputusan dengan kepala dingin serta hati yang bersih, nanti setelah kudapatkan jawaban dari Sang Khaliq, aku akan memberi kabar kepada Mas, Wassalamu’alaikum”. balasan smsku.

***
Ku letakkan sajadah yang tergeletak di meja belajar lalu kupanjatkan do’a.
Ya Rabb,,,inikah rencana indah-MU untukku?
Inikah jawaban-MU atas keluh kesah yang ku ceritakan kepada-MU?,
Inikah hasil menjaga hati dari fitnah dunia ini?
Tunjukkan hamba jalan yang terbaik menurut-MU Ya Allah...
Teguhkan pendirian dan Imanku... jaga hati ini agar tak terlena
Jika dia memang yang terbaik untukku menurut-MU, dekatkanlah tapi jika bukan jauhkanlah.
Jika dia benar-bener belahan jiwa yang dengannya aku diciptakan, maka satukanlah Ya Allah.

***
Hari berganti hari, sudah 3 hari berlalu tapi aku belum memberikan kabar tentang keputusanku untuknya. Bukannya ragu untuk menjawab namun aku hanya ingin memastikan bahwa keputusan yang diambil semata-mata murni dari Allah bukan karena nafsu semata. Setelah mantap dengan keputusanku dan dengan tanda-tanda dari-NYA untuk menerima dia sebagai pelengkap hidup, calon Imamku, ku kabarkan keputusanku,  dengan mengirimkannya pesan singkat “Assalamu’alaikum Wr Wb, Mas, setelah aku sholat istikharah meminta petunjuk dari Allah, melalui perjalanan panjang, aku menerimamu sebagai Calon Imam di dunia dan akhirat. Untuk tahap selanjutnya, Mas silahkan menemui kedua orang tuaku. Wassalam’.

***
Ada perasaan senang, bahagia, tidak percaya, seorang laki-laki yang ku kagumi karena pribadinya yang baik mengutarakan niatnya untuk menjadikanku sebagai pelengkap hidupnya. Subhanallah,,,Alhamdulillah,,,syukurku pada-MU Ya Rabb. Ku gerakkan tangan, ku ambil pena tuk menulis butir-butir syair untuknya.
Hadirmu memberikan warna baru dalam hidup
Wajahmu menjadi penenang hati saat lelah
Tutur katamu bagaikan obat penyejuk jiwa  yang gersang
Tanggungjawabmu mencerminkan laki-laki sejati
Kesholehanmu membuka mata hatiku, meyakinkan diriku untuk memilihmu.
Allah yang menghadirkan pertemuan, Allah pula yang menentukan pilihan
Kepada siapa cinta ini hendak dilabuhkan
Kemana kan kuarahkan rasa yang terusik di relung sanubari hati yang terdalam
Ya Rabb,,,rencana-MU sangatlah indah dari dugaanku
Dengannya aku memendam rasa, dengannya lah ia mengutarakan niatnya kepadaku
Ya Illahi,,,Kuasa-Mu tidak terbatas
Engkau Maha Membolak balikkan hati manusia
Engkau pilihkan dia untukku, dan KAU tetapkan aku tuk memlihnya.
Bukan cinta yang memilihmu untukku tapi Allah yang memilihmu untukku.
Alhamdulillah,,,Terima Kasih Ya Rabb atas karunia yang KAU berikan kepada kami.


Kamis, 30 Oktober 2014

Syukurku pada-Mu Ya Rabb



Aku bukanlah siapa-siapa
Aku tercipta dari tanah dan akan kembali ke tanah
Tak ada yang patut aku sombongkan di dunia ini
Karena sesungguhnya hanya KAU lah yang memiliki segalanya

Hati mudah rapuh jika tidak membaca Ayat-AyatMu
Lidah dapat berkata kasar jika tak berdzikir kepada-Mu
Mata tak berdaya melihat yang haram jika tak mengingat kebesaran-Mu
Diri ini mudah terombang-ambing tanpa bimbingan dan kuasa-Mu

Tak henti-hentinya ku bersyukur pada-Mu Ya Rabb
Syukur yang akan membangkitkan semangatku
Syukur yang mengingatku akan nikmat dari-Mu
Syukur yang membuatku bertambah kecintaanku terhadap-Mu
Ya Rabb...syukurku adalah jalan hidupku menuju-Mu











Alhamdulillah kembali kudapati sertifikat karena puisi yang ku buat lolos dan dimasukkan ke dalam buku "Antalogi Puisi" yang diterbitkan oleh "Penerbit Asrifa"

Syukur selalu terucap dalam hati karena naskah ku lolos, meskipun aku merasa tulisan yang ku buat belum sebagus dan sebaik tulisan dari teman-teman yang lain.

Namun mulai dari sinilah ku azzamkan tekad di dalam hati, bahwa ku harus berusaha dan selalu berusah tuk menjadi penulis yang baik sekaligus menambah kosakata sehingga memudahkan orang lain untuk membaca.

Syukurku pada-Mu Ya Rabb..
Karena dengan izin-Mu, ku menemukan setitik cahaya kehidupan yang baru
Sosok yang harus menjadikanku pekerja keras
Dan tidak mudah menyerah serta putus asa.
Alhamdulilllah :-) 

Inilah Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Asrifa, yang dimana dari sekian banyak puisi, puisiku dimuat di buku ini ^_^



Alhamdulillah :-)

Jumat, 19 September 2014

Mencintai Dalam Do'a


Teruntuk dirimu “Bintang Hatiku” 
Terucap syukurku kepada Tuhan 
Bertemu denganmu melalui jalan dan cara-NYA
Membuatku tersadar erti cinta yang sesungguhnya

Hadirmu obat penawar segala resahku
Melihatmu bak mengukir senyum di bibirku
Senyummu selalu menghiasi hari-hariku
Mengenalmu hal terindah dalam hidupku 

Sosokmu memberikan warna baru dalam hidup
Dikala ku terpuruk dengan cinta yang semu
Cinta yang seharusnya ku jaga dalam hati
Bukan ku umbar dengan nafsu dan inginku

Kau yang tak dapat kusentuh
Tak dapat bercanda mesra
Tak pula sanggup tuk bertegur sapa
 Hanya bisa mencintai dalam do’a

Sentuhmu dapat kurasakan saat berpapasan denganmu
Meskipun mataku tak berani menatap wajah dan mata teduhmu
Canda tawamu begitu menyentuh hati dan jiwaku
Saat ku dengar suara indah yang terus menari-nari di telinga

Namamu selalu kusebut dalam do’a-do’aku
Berharap Tuhan mendengar setiap asa dan harapku
Untuk dapat bersanding seutuhnya denganmu
Karena aku mencintaimu dengan cara Tuhanku

"Peri Kecil"


Dan dari puisi yang ku buat ini, ku mendapatkan sebuah sertifikat dari "Mafaza Media".
Terima kasih terucap untuk penerbit yang tlah mengijinkan aku untuk mengeluarkan ide-ide yang tertanam sekaligus untuk menambah kosa kata dalam menulis puisi yang indah :-)